we meet them, who are just like us.

senonoh
4 min readJun 28, 2023

sudah 8 bulan yang lalu setelah kelulusan lakana dan naimi, dan sudah 5 bulan pula semenjak lakana yang berkunjung ikut naimi pulang kekanada dan meminta restu kepada kakek naimi untuk membawa naimi kehubungan yang lebih serius. ya, lakana benar-benar membawa naimi kejunjung yang lebih serius setelah 3 bulan kelulusan mereka dari kuliah.

kini keduanya sudah sah menjadi sepasang suami, mereka memilih untuk tinggal diindonesia. naimi mengikuti lakana beserta keluarga lakana diindonesia.

namun, pada tanggal 23 april. kakek naimi dinyatakan meninggal dunia. sheila yang mengabari naimi. kakek naimi ditemukan meninggal dunia pada tidurnya. pada saat itu sheila bingung, karna tak biasanya sudah siang hari namun sang kakek belum juga bangun pada akhirnya sheila memasuki kamar sang kakek tanpa perizinan karna tak mendapat jawaban dari sang empu didalam kamar, dan pada saat itu juga sheila menyadari jantung sang kakek tak lagi berdetak, tak ada lagi nafas dan entah kapan terakhir kali pria itu menghembuskan napas terakhirnya.

naimi dan lakana beserta ayah dan ibu dari lakana langsung terbang kekanada setelah menerima kabar dari sheila. tangis naimi tak kunjung berhenti sampai mereka menduduki kursi pesawat, dan lakana tak pernah lelah untuk menjadi yang lebih kuat untuk menenangkan naimi.

sekarang, mereka sudah berada ditempat tidur untuk selamanya. naimi belum juga menghentikan tangisnya, ia masih setia duduk didekat nisan kuburan sang kakek yang cantik karna ia taburi ratusan kelopak bunga.

“naimi, sudah ya? kakek sudah tenang disana. kalau kamu nangis terus kamu bakal bikin roh kakek ga tenang, kamu ga mau ‘kan kakek ikut sedih ngeliat cucunya ga berhenti nangis gini? hm? sudah ya.” gumam lakana halus, ia setia sekali memeluk serta mengelus bahu naimi.

naimi menurut, ia memilih beranjak dari duduknya dan berpelukan dengan lakana. lakana mencium puncuk kepala naimi beberapa kali. setelahnya mereka pergi dari sana.

baru saja keluar dari pintu keluar kuburan, seseorang memanggil naimi. bahkan panggilannya membuat lakana ikut menoleh.

“naimi sakala?.” naimi terhenti, yang ia lihat adalah pria beraut manis. ada satu pria lainnya dibelakangnya. mereka menghampiri naimi dan lakana.

“ya?.” hanya itu saja yang bisa naimi lontarkan untuk sekarang, ia bingung.

pria didepannya itu tersenyum, membuat hatinya menghangat seakan menyakini dirinya bahwa mereka bukan orang aneh atau semacamnya.

“hi, i’m heidi noir kana. and this is my husband, marlin.”

“nice to meet you, heidi. this is also my husband, lakana.” keduanya berjabat tangan sambil saling melempar senyum.

“naimi, i think we need to talk.”

“so, your grandpa is my grandpa’s first love?, and you guys also live in canada? why didn’t you tell me about this from the start?.” naimi menekuk dahinya hingga menjadi beberapa lipatan. lakana yang duduk disamping naimi segera membawa tangan naimi untuk digenggam guna menenangkan sang pujaan hati.

“hey, biar aku jelasin ya, ini agak rumit untuk dijelaskan. so, my mom and your mom is close. jadi, mereka bersepakat untuk pindah kekanada untuk menjadi warga negara kanada dan lepas tanggung jawab dari jepang. aku juga ga ngerti kenapa mereka bisa tau kalo kakek kamu dan kakek aku punya ikatan, tapi ibu kita ga mau sepenuhnya menyatukan mereka, itu juga aku ga ngerti bagaimana alasannya.. yang jelas mereka sebenarnya tinggal berdekatan, dan makam kakek kamu ditaruh tepat disamping makam kakek aku, mungkin kamu ga lihat. tentang nenek aku.. mereka bercerai dipernikahan mereka yang ke 6 dan nenek menikah lagi sekarang ga tau kabarnya gimana dan aku dengar nenek kamu juga sudah meninggal ya.. aku turut berduka cita.” heidi mengakhiri ceritanya, yang tersisa hanya naimi dengan raut sedihnya. namun, disisi lain ia juga bahagia karna kakeknya kembali bersatu walau bukan secara romantik.

“thank you for you information, aku senang dengarnya ternyata naoko selama ini ada selalu ada disisi kakek walau tak secara langsung.” ucap naimi sambil mengusap air matanya yang kembali jatuh tadi.

“kalian pasangan baru menikah lewat 5 bulan kan? congrats ya.” kini suami heidi mengangkat bicara, membuat naimi dan lakana bergelak tertawa.

“hahahah.. thank you very much, dan kalian? sudah berapa lama menikah?. kalian gak keliatan seperti pengantin baru.” balas lakana.

tepat saat lakana melontarkan pertanyaannya datanglah bocah laki-laki bermur 3 atau 4 tahun muncul dari balik bahu marlin. lakana mengangkat alisnya spontan.

“oh ya, ini kami, introduce yourself, dear admiral .” marlin berujar sambil membawa tubuh anaknya kedepan hingga sepasang mata dari mereka terpacu pada bocah itu.

“hello, uncle. my name is d’eve mon noire.” suara cempreng itu memekik seolah menekan setiap katanya hingga semua orang mendengar ucapannya dengan jelas.

semua orang dibuat gemas olehnya, dan si kecil itu setelahnya mundur kepelukan sang ayah karna malu.

“aw.. admiral? are you a sailor?.” tanya naimi, lelaki itu menangkup kepalanya menatap si kecil dipangkuan ayahnya.

“my papa used to want to name me dive but my other papas refused to name me that and chose to name me d’eve, but in fact i like the sea more than the night.” lelaki itu bertutur, dan memberi tatapan samping setelahnya kepada sang ayah.

naimi mengangkat alisnya tetegun, “dia bisa berkata sesavage itu??.” ucap naimi kepada heidi. dan yang ditanya mengangguk mantap.

“he’s really has my personality even if his face looks the same with his dad.” sambil menggeleng pelan lalu menghela napas.

naimi tersenyum mendengarnya, ternyata cucu dari naoko, cinta pertama kakeknya itu juga sama dengannya dan bahkan mereka justru sudah berkeluarga hingga memiliki buah hati. cerita mereka mungkin tak sedramatis miliknya, namun akhirnya sama. naimi senang mendengarnya, mungkin naoko juga tak membiarkan kisah sang cucu ikut berujung sakit.

naoko meninggal pada tangan 13 agustus 2 tahun lalu. dan selama dua tahun, ia membiarkan tanah disampingnya kosong dan direncanakan untuk diisi dnegan makam milik michiko.

berikan ketenangan untuk michiko dan naoko dialam mereka.

--

--

senonoh
senonoh

Written by senonoh

0 Followers

san neno senono here. i'm writing, if you interested.

No responses yet